Kalender Islami

Asmaul Husna

Selasa, 30 Desember 2008

puisiku

Renungan Calon Sarjana

Mengarungi belantara minyak beku

Menepis batas ruas administrasi

Menggapai harapan cita nan semu

Sebab melimpahnya ketidakpastian


Sedang engkau terbang membelah langit

Bersayapkan beribu alasan

Takkan mungkin aku mengejar


Kecuali singgah ke bandara pengabdian

Di seberang ladang membentang

Tak tersentuh orang


Di sana bisa kutanam asa

Sampai ia tumbuh, bercabang, lalu berbuah

Hingga seberapa pun tinggi kau terbang

Dahannya tempatmu pulang.


Purworejo – Jogja, 27 Mei 2008






Guru


senyumanmu jadi penyegar rasa keingintahuan

candamu menjadi obat penawar kebosanan

pengetahuanmu menjadi penyembuh dahaga ilmu

semangat yang kau berikan menjadi jawaban atas segala cita-cita.


Jogja, Desember


Bapakku Guruku


di kesunyian pagi, kau sudah tinggalkan mimpi

penuhi kewajiban tak lama setelah adzan.

lalu lantunan ayat-ayat suci menggema di pagi itu,

hingga secercah cahaya timur mengubur kegelapan.


kau pastikan tak ada lagi tumpukan urusan

lalu jadikan tubuh tanpa rongsokan

menunggu nasi putih dan kawannya terhidang.


seonggok besi tua masih jadi pelayan setia

sebagai saksi sejarah perjuanganmu

tak gentar akan pergantian waktu

tak tergilas atas arus modernisasi

tak tergusur oleh kata-kata gengsi,

teladan kesederhanaan.


Jogja, Desember 08


Tamu Saat Hujan


kota masih dalam dekapan selimut

ketika langit tak mampu lagi membendung mendung

sementara malam memanjakan tubuh

yang sedang berjuang melawan lelah


dan tamu tak diundang pun datang

menerobos masuk tak lewati pintu

membawa buah tangan kesedihan

menjanjikan was-was akan kembali


seharusnya kau bukakan pintu instropeksi

agar sang tamu merasa segan untuk datang lagi….


Jogjakarta, Desember 2008

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tes..tes...cek sound. Bisa masuk ga ya...ngecek thok ki

 
catatan edi @2009 Gallery Template Ajah by ireng_ajah

Supported Free Money Info and Product and Service

Best view with Mozilla Firefox