Kalender Islami

Asmaul Husna

Kamis, 03 Januari 2008

Penyiar radio

.....
Penyiar radio
Aku matur nuwun karo kowe
Swaramu kuwi pancen nyenengake
......

Jauh hari Sebelum mendengar Didi Kempot menyanyikan lirik itu, saya sudah sangat akrab dengan media hiburan radio. Pada mulanya, saya lebih memilih hiburan yang lain daripada medengarkan suara radio. Namun, karena hampir tiap hari kakakku menjadikannya sebagai suara pengantar tidur, saya pun ikut terhanyut dengan musik yang disajikannya. Terlebih ketika saya mendengarkan suara seorang penyiar yang terasa begitu akrab di telinga. Entah kenapa, bahkan saya merasa rindu ketika lama tidak mendengar suara sang penyiar itu. Hingga akhirnya, ketika Didi kempot menyanyikan lagu yang bertajuk "penyiar radio" di atas, saya sepakat dengan lirik yang terkadung di dalamnya.
Sewaktu menjadi pendengar berat radio, yang paling menjadi impian saya adalah menjadi seorang penyanyi: Menciptakan lagu, membuat album, lalu mempunyai fans yang selalu merequest lagu di sebuah stasiun radio. Sepertinya senang sekali apabila lagu yang kita ciptakan atau kita nyanyikan, banyak direques oleh pendengar radio.
Menjadi penyiar radio justru bukan impian saya, mengingat saya bukanlah tipe orang yang banyak ngomong. Tapi profesi penyiar radio menjadi sangat menarik perhatian saya, semenjak saya praktik siaran di sebuah radio komunitas milik UKKI Jama'ah Al Mujahidin UNY. Permasalahan apakah banyak omong atau tidak, bukanlah faktor utama dalam menjalani profesi penyiar radio. Asalkan kita punya bahan untuk berbicara, maka menjadi penyiar radio adalah hal yang mudah. Oleh karena itu, wawasan merupakan faktor utama yang harus dimiliki oleh seorang penyiar radio.
 
catatan edi @2009 Gallery Template Ajah by ireng_ajah

Supported Free Money Info and Product and Service

Best view with Mozilla Firefox